Senin, 09 Agustus 2010

Katanya, kalau sedang demam berdarah tidak boleh menyikat gigi

Jumat, 23 Mei 2008

5 hari di tidur di rumah sakit gara-gara demam berdarah bagiku menjadi pengalaman yang menarik, karena di sana aku mendengar satu lagi mitos tentang pemeliharaan gigi yang disebarkan oleh tenaga paramedis. Saat aku mendengar mitos itu diucapkan, trombositku ada pada level 50an ribu. Salah seorang perawat jaga melarangku menyikat gigi, karena katanya akan menyebabkan perdarahan gusi. Ini adalah mitos yang salah dan dapat dijelaskan mengapa salah.

Gusi yang sehat dalam rongga mulut terlihat berwarna merah muda. Kalau dikeringkan, permukaannya terlihat seperti kulit jeruk, berbintik-bintik. Dan yang pasti, tidak mudah berdarah, apalagi hanya karena bulu sikat gigi. Proses menyikat gigi memberikan efek pemijatan pada gusi, sehingga peredaran darah pada gusi menjadi lancar dan tentu saja akibatnya gusi terpelihara kesehatannya. Selain memijat gusi, penyikatan gigi tentu saja akan mengangkat kotoran, sisa-sisa makanan dan plak yang melekat pada gigi. Gigi dan gusi yang bersih tentunya tidak memungkinkan bakteri penyebab gigi berlubang dan radang gusi hidup.

Kalau gusi dalam keadaan sehat, meskipun menderita demam berdarah, penyikatan gigi tidak akan menyebabkan perdarahan di rongga mulut. Justru bila tidak disikat, sisa-sisa makanan yang menempel di gusi dan gigi akan menjadi sarang yang nyaman bagi bakteri penyebab radang gusi. Akibat selanjutnya adalah gusi mudah berdarah ketika disikat, dan kemungkinan terjadi perdarahan yang sulit dihentikan.

Jadi boleh atau tidak menyikat gigi ketika demam berdarah? Tergantung, kalau gusi sehat, sikat saja. Kalau sudah penuh dengan karang gigi, turuti saja anjuran perawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar